RAHASIA SUKSES DALAM ASESMEN PENDIDIKAN
Pengertian Asesmen
Madaus, dalam
bukunya "The role of measurement in education" (1988), menggambarkan
asesmen sebagai proses pengumpulan informasi tentang apa yang telah dipelajari
oleh siswa. Ini melibatkan pengukuran pengetahuan, keterampilan, dan sikap
siswa.
Asesmen dalam
konteks ini tidak sekadar mengukur pengetahuan faktual yang diperoleh siswa.
Proses ini juga berusaha untuk menggali pemahaman yang lebih dalam tentang
bagaimana siswa menerapkan pengetahuan mereka dalam berbagai situasi. Selain
itu, asesmen juga mencakup evaluasi sikap dan nilai-nilai yang dimiliki siswa,
yang merupakan aspek penting dalam pengembangan pribadi mereka.
Sedangkan
Popham, dalam bukunya "Assessment for educational leaders" (2009),
mendefinisikan asesmen sebagai penggunaan alat atau teknik untuk mengukur hasil
belajar siswa, dengan tujuan membuat keputusan pendidikan yang lebih baik.
Pendekatan yang
diusulkan oleh Popham menyoroti peran kunci asesmen dalam proses pengambilan
keputusan di dunia pendidikan. Asesmen tidak hanya sekadar alat untuk mengukur
pencapaian siswa, tetapi juga alat penting dalam pengambilan keputusan yang
berdampak pada pengembangan kurikulum, pembuatan program pendidikan, dan
evaluasi efektivitas sekolah.
Dalam perspektif
Popham, asesmen menjadi landasan bagi peningkatan kualitas pendidikan. Hasil
asesmen memberikan informasi yang berharga kepada para pemimpin pendidikan
untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Dengan demikian, asesmen
bukan hanya sebagai instrumen evaluasi, tetapi juga sebagai alat yang dapat
membantu dalam merancang perubahan yang lebih baik dalam pendidikan.
Sedangkan
menurut Gronlund, dalam bukunya "Assessment of student achievement"
(2006), menjelaskan asesmen sebagai proses pengumpulan data untuk menilai
tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran.
Pendekatan yang
diajukan oleh Gronlund menempatkan asesmen sebagai alat penting dalam mengukur
sejauh mana siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Ini
mencakup pengumpulan data yang sistematis untuk mengevaluasi pemahaman dan
keterampilan siswa serta untuk mengukur sejauh mana mereka mencapai standar
pembelajaran yang telah ditentukan.
Dalam konsep
ini, asesmen menjadi elemen vital dalam siklus pembelajaran. Guru dapat
menggunakan hasil asesmen untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian
lebih lanjut, mempersonalisasi pembelajaran untuk setiap siswa, dan memastikan
bahwa tujuan pembelajaran tercapai dengan efektif.
Dengan demikian
dapat kita simpulkan bahwa asesmen adalah proses pengumpulan informasi tentang
pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa. Ini melibatkan penggunaan alat atau
teknik untuk mengukur hasil belajar siswa dengan tujuan membuat keputusan
pendidikan yang lebih baik. Selain itu, asesmen juga dapat digunakan untuk
memberikan umpan balik kepada siswa agar mereka dapat mengembangkan pemahaman
mereka tentang materi pelajaran.
Prinsip Asesmen
- Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitas pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan setrategi pembelejaran selanjutnya.
- Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
- Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya.
- Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut.
- Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran
Jenis-jenis Asesmen
Sebagaimana dinyatakan dalam Prinsip Pembelajaran dan Asesmen, asesmen adalah aktivitas yang menjadi kesatuan dalam proses pembelajaran. Asesmen dilakukan untuk mencari bukti ataupun dasar pertimbangan tentang ketercapaian tujuan pembelajaran. Maka dari itu, pendidik dianjurkan untuk melakukan asesmen-asesmen berikut ini:
Asesmen
formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan
balik bagi pendidik dan peserta didik
untuk memperbaiki proses belajar. Asesmen formatif dapat dilakuka pada:
- Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Asesmen ini termasuk dalam kategori asesmen formatif karena ditujukan untuk kebutuhan guru dalam merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaporkan dalam rapor.
- Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asesmen ini juga termasuk dalam kategori asesmen formatif.
Asesmen sumatif,
yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan
pembelajaran. Asesmen ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau dapat
juga dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran, sesuai
dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan pendidikan. Berbeda dengan
asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi bagian dari perhitungan penilaian di
akhir semester, akhir tahun ajaran, dan/ata akhir jenjang.
Kedua jenis
asesmen ini tidak harus digunakan dalam suatu rencana pelaksanaan pembelajaran
atau modul ajar, tergantung pada cakupan tujuan pembelajaran.
Pendidik adalah
sosok yang paling memahami kemajuan
belajar peserta didik sehingga pendidik perlu memiliki kompetensi dan
keleluasaan untuk melakukan asesmen agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik
masing-masing. Keleluasaan tersebut mencakup perancangan asesmen, waktu pelaksanaan,
penggunaan teknik dan instrumen asesmen, penentuan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran, dan pengolahan hasil asesmen. Termasuk dalam keleluasaan ini
adalah keputusan tentang penilaian tengah semester. Pendidik dan satuan
pendidikan berwenang untuk memutuskan perlu atau tidaknya melakukan penilaian
tersebut.
Pendidik perlu memahami prinsip-prinsip asesmen, di mana salah satu prinsipnya mendorong penggunaan berbagai bentuk asesmen, bukan hanya tes tertulis, agar pembelajaran bisa lebih terfokus pada kegiatan yang bermakna serta informasi atau umpan balik dari asesmen tentang kemampuan peserta didik juga menjadi lebih kaya dan bermanfaat dalam proses perancangan pembelajaran berikutnya.
Daftar pustaka:
Madaus, G. F.
(1988). The role of measurement in education. Boston: Allyn and Bacon.
Popham, W. J.
(2009). Assessment for educational leaders. Boston: Pearson.
Gronlund, N. E.
(2006). Assessment of student achievement. Boston: Allyn and Bacon.
Panduan
Pembelajaran dan Asesmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi.
Posting Komentar untuk "RAHASIA SUKSES DALAM ASESMEN PENDIDIKAN"