1.2.a.3.MULAI DARI DIRI MODUL 1.2
DIAGRAM TRAPESIUM USIA
A.
TRAPESIUM USIA
B.
REFLEKSI
Selama saya menempuh pendidikan formal dari
taman kanak-kanak (TK) hingga kuliah tentunya banyak sekali momen suka dan
duka, diantaranya yaitu saat saya berusia 9 tahun saya mengalami sebuah
kejadian yang begitu traumatis yaitu saya jatuh dari pohon. Dan menyebabkan
paha kiri saya mengalami patah tulang. Hal ini berakibat saya tidak bisa masuk
sekolah selama 40 hari lebih. Oleh karena selama 40 hari lebih saya tidak masuk
sekolah dan kebetulan juga tidak ada guru yang memberikan bimbingan kepada saya
disaat saya mengalami cidera patah tulang, maka nilai raport saya di catur
wulan pertama (saat itu masih catur wulan) jelek, saya mendapat nilai merah
lebih dari dua mata pelajaran. Yang tadinya saya bisa berada diperingkat lima
besar bahkan tiga besar, pasca kejadian patah tulang saya tidak bisa lagi
berada diposisi itu, bahkan sepuluh besarpun tidak. Akibat kejadian itu saya juga mengalami
penurunan bukan hanya dibidang akademik akan tetapi yang lebih parahnya lagi
yaitu mental saya menjadi turun. Saya menjadi pemalu dan tidak percaya diri,
dan kondisi ini diperparah oleh orang tua yang saking sayangnya terhadap saya,
sampai-sampai orang tua membatasi kegiatan saya terutama kegiatan yang
menyangkut fisik, seperti olah raga. Mungkin orang tua terlalu khawatir dengan
diri saya setelah saya mengalami patah tulang. Akan tetapi mereka tidak
menyadari bahwa tindakan yang over protektif itu malah semakin membuat saya
menjadi lebih tidak percaya diri. Selain itu dengan keadaan saya yang tidak
bisa masuk sekolah selama 40 hari lebih, saya menjadi tertinggal di beberapa
mata pelajaran terutama matematika , bahasa inggris dan bahasa jawa.
Saat usia saya 18 tahun tepatnya kelas 3 SMA
saya suka berkunjung ke perpustakaan di situ saya membaca salah satu buku yang
menurut saya cukup menarik. Buku tersebut menceritakan kisah hidup seorang
filsuf Yunani yang bernama Soekrates. Dari buku tersebut saya belajar banyak
hal dan beberapa pemikirannya saya adopsi dalam kehidupan saya sampai sekarang.
Berkaitan dengan pengalaman buruk (negatif)
yang pernah saya alami ada beberapa pihak yang terlibat di dalamnya yaitu orang
tua yang kurang memberi semangat bahkan lebih mengarahkan saya untuk
menghindari tantangan dari pada memotivasi saya untuk menaklukan tantangan.
Selain itu guru wali kelas saya juga tidak ada inisiatif untuk melakukan
bimbingan khusus kepada saya saat saya tidak dapat berangkat sekolah sampai 40
hari lebih yang mengakibatkan nilai raport saya menjadi merah.
Sedangkan untuk pengalaman positif yang
membekas sampai sekarang yaitu membaca buku kisah seorang filsuf Yunani yang
bernama Soekrates. Walaupun saya hanya mengenal melalui buku akan tetapi
pemikirannya mampu membuka nalar kritis saya.
Jika dilihat melalui roda emosi Plutchik
dampak emosi yang saya rasakan hingga sekarang terkait pengalaman negatif yaitu tunduk menerima
keadaan. Sedangkan untuk pengalaman positif yaitu ketenangan.
Pengalaman tersebut masih dapat saya rasakan
sampai sekarang karena peristiwa tersebut berdampak pada kehidupan saya bukan
hanya saat itu saja melainkan sampai sekarang.
Pelajaran hidup yang saya peroleh dari
kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait peran saya sebagai guru
terhadap peserta didik saya yaitu jangan pernah mengabaikan hal-hal kecil yang
terjadi pada kehidupan murid. Murid sangat memerlukan dukungan dan arahan guru.
Murid juga sangat membutuhkan teladan untuk dapat menanamkan sikap positif
dalam hidup.
Peran guru sangat penting dalam proses
belajar murid karena pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang mampu
mengarahkan murid mencapai tujuan hidup.
C.
NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK MENURUT SAYA
1. Apa
nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru,
dan komunitas sekolah saya?
nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid,
rekan guru, dan komunitas sekolah saya yaitu : saya suka belajar banyak hal terutama terkait dengan ilmu psikologi
yang mana dapat diterapkan dalam dunia pendidikan. Saya sudah sejak lama memiliki
harapan bahwa saya mampu melahirkan generasi bangsa yang dapat hidup dan tumbuh
sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman tanpa harus kehilangan jati diri.
2.
Peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru,
dan komunitas sekolah saya
Selalu memberikan motivasi, dukungan dan arahan kepada
peserta didik. Untuk rekan guru dan
komunitas sekolah masih terbatas pada selalu berusaha memberikan yang terbaik
bagi komunitas.
Posting Komentar untuk "1.2.a.3.MULAI DARI DIRI MODUL 1.2"